MET BACA,,, ENJOY AND FUN!!?

Kamis, 01 Desember 2011

Memajukan Pendidikan Matematika dengan Meningkatkan Kualitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Oleh : Ratna Nurhayati (0800082)

Abstrak
Mutu pendidikan Indonesia yang rendah sehingga pemerintah mengeluarkan UU mengenai guru dan dosen dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas dalam bidang matematika yaitu dengan menggunakan model pembelajaran dan menghilangkan citra buruk matematika di masyarakat.
Kata kunci : Kualitas guru diperbaiki, dan model pembelajaran matematika.
Dengan disyahkannya Undang-Undang No 14/2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan, guru adalah seorang yang profesional, karena itu, untuk menjadi guru yang andal tentunya ada tolok ukurnya. Sertifikat pendidik merupakan syarat mutlak bagi guru agar bisa memperoleh hak-haknya, seperti tunjangan fungsional, tunjangan profesi dan kemaslahatan lainnya. Bagi guru yang sudah meraih gelar sarjana, yang bersangkutan tinggal mengikuti uji sertifikasi untuk mendapatkan sertifikat pendidik, sementara untuk guru yang belum sarjana, harus melanjutkan pendidikannya. Dalam UU disebutkan syarat untuk mengikuti sertifikasi adalah seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik yakni sarjana. Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan bangsa. Jadi supaya bangsa ini maju hal yang pertama yang harus diperbaiki adalah pengajarnya. Sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan profesional. Jika di bandingkan dengan negara lain prestasi di bidang matematika Indonesia 411, Malaysia prestasinya 508, dan Singapura 605. Padahal jam pelajaran di Indonesia adalah 169 jam rata-rata setiap tahun. Sedangkan Malaysia 120 jam dan Singapura hanya 112 jam. Itu sudah membuktikan bahwa mutu pendidikan di Indonesia itu rendah.
 Pengertian matematika itu sendiri adalah Matematika (dari bahasa Yunani: μαθηματικά - mathēmatiká) secara umum ditentukan sebagai kajian pola dari struktur, perubahan, dan ruang; tak resminya, seseorang dapat mengatakannya sebagai penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika. Pengertian matematika sangat sulit didefinsikan secara akurat. Pada umumnya orang awam hanya akrab dengan satu cabang matematika elementer yang disebut aritmatika atau ilmu hitung yang secara informal dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang berbagai bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan-bilangan bulat 0, 1, -1, 2, - 2, ..., dst, melalui beberapa operasi dasar: tambah, kurang, kali dan bagi. Bertrand Russell berkata: "Matematika dapat didefinisikan sebagai subyek yang mana kita tidak pernah tau tentang apa yang sedang kita bicarakan, maupun apa yang tidak kita katakan benar".
Rendahnya hasil belajar matematika adalah suatu hal yang wajar jika dipandang dari sudut pandang orang awam seperti halnya  keterangan di atas dan juga jika dilihat dari aktivitas pembelajaran dikelas yang selama ini dilakukan oleh guru yang tidak lain merupakan penyampaian informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru, sementara siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal latihan yang sifatnya rutin kurang melatih daya nalar, kemudian guru memberikan penilaian. Akibatnya pemahaman konsep matematika rendah, tidak dapat menggunakannya jika diberikan permasalahan yang lebih kompleks sehingga pebelajaran yang dilakukan itu tidak bermakna. Kebanyakan soal matematika yang dikerjakan di ruang kelas diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika yang pengajarannya tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, siswa merasa takut dan malas belajar matematika.
Oleh karena itu untuk meningkatkan profesionalitas guru matematika sebagaimana yang diaharapakan oleh pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa, guru itu harus mengubah cara belajar mengajarnya. Pertama guru itu harus mengubah citra matematika di masyarakat yang buruk, bahwa matematika itu pelajaran yang sangat menakutkan, membosankan dan tidak bermanfaat dalam kehidupan. Mereka mempunyai anggapan seperti itu karena tidak mengetahui matematika yang sebenarnya dan karena cara belajar yang salah. Oleh karena itu, guru harus memperlihatkan bahwa matematika itu menyenangkan misalnya belajar dengan menggunakan games, menggunakan alat peraga, serta di aplikasikan dalam kehidupan. Kemudian matematika sangat bermanfaat dalam kehidupan, tanpa adanya ilmu matematika dunia tidak akan maju seperti sekarang, tidak akan ada yang namanya teknologi canggih. Bertrand Russell berkata dalam Study of Mathematics mengenai keindahan matematika: "Matematika, sudah sepantasnya dipandang, tak hanya memiliki kebenaran, namun keindahan tertinggi – dingin dan cermat yang bagus, seperti pahatan itu, tanpa menarik setiap bagian sifat lemah kita, tanpa hiasan indah lukisan atau musik, masih murni sama sekali, dan kemampuan kesempurnaan keras seperti hanya seni terbesar dapat mempertunjukkan. Jiwa kesenangan yang sesungguhnya, keagungan, arti badan lebih daripada manusia, yang merupakan batu ujian keunggulan tertinggi, untuk ditemukan dalam matematika seperti tentu saja puisi".
Untuk mengatasi cara pembelajaran yang salah guru harus menerapkan model pembelajaran yang baik. Ismail (2003) menyebutkan bahwa model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu : rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut berhasil, lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran matematika diantaranya: Model penemuan terbimbing, model pemecahan masalah, model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, dan model pengajaran langsung.
Model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Disini siswa bebas berkreasi, berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan prinsif umum berdasarkan bahan yang telah disediakan oleh guru. Jadi guru itu hanya sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah dipelajarinya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Tapi model ini hanya bisa digunakan dalam beberapa materi saja. Misalnya materi phytagoras.
Model pemecahan masalah, disini murid dituntut supaya mampu untuk memecahkan masalah. Satu pertanyaan bisa disebut masalah jika hanya jika pertanyaan tersebut menunjukan adanya suatu tantangan dan tidak dapat dipecahkan dengan suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh si pelaku. Untuk memecahkan masalah itu memerlukan beberapa strategi yang ampuh, diantaranya membuat gambar atau diagram, bergerak dari belakang, memperhitungkan setiap kemungkinan, mencobakan pada soal yang lebih sederhana, membuat tabel, menemukan pola,memecah tujuan, berfikir logis, mengabaikan hal yang tidak mungkin, dan mencoba-coba.
Model pembelajaran kooperatif, Posamenteir (1999,12) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan diberikan sebuah atau beberapa tugas. Tujuannya, disamping belajar juga supaya siswa lebih akrab dengan temannya, meningkatkan interaksi antar siswa, saling menghargai pendapat orang lain, menganggap bahwa masalah yang ada itu adalah masalah besama sehingga dikerjakan/dipecahkan secara secara bersama pula. Menurut Slavin (1991) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok supaya bisa saling membantu untuk menguasai bahan ajar.
Model pembelajaran kontekstual atau realistik, secara garis besar memiliki lima karakteristik (Treffers, 1991; Gravemeijer, 1994; Armanto, 2002) yaitu: (1) menggunakan masalah kontekstual, (2) menggunakan model, (3) menggunakan kontribusi siswa, (4) terjadinya interaksi dalam proses pembelajaran, (5) menggunakan berbagai teori belajar yang relevan dan terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya. Model pembelajaran secara kontektual ini diharapkan siswa aktif dalam pembelajaran. Untuk mencapai hal itu diperlukan pengembangan materi pembelajaran matematika yang difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari yang disesuaikan dengan kognitif siswa, serta  penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses belajar, tidak berupa tes akhir pembelajaran.
Model pengajaran langsung, disini guru lebih aktif dari pada siswa. Guru menjelaskan materi kepada siswa. Model ini hanya digunakan dalam beberapa materi saja, jadi tidak semuanya harus dijelaskan oleh guru. Seandainya semuanya dijelaskan oleh guru, siswa tidak akan pernah berkembang malah gurunya yang semakin pintar. Pembelajaran secara langsung ini hanya digunakan untuk mengembangkan belajar siswa mengenai prosedural dan pengetahuan deklaratif yang hanya bisa dijelaskan tahap demi tahap. Misalnya menjelaskan materi garis singgung. Itu susah dimengerti jika hanya dipelajari oleh siswa tanpa adanya penjelasan dari gurunya.
Model pembelajaran ini tidak bisa diterapkan dalam setiap materi. Jadi model yang satu bisa diterapkan dalam  sebuah materi tapi belum tentu model yang lain cocok jika diterapkan dalam materi ini. Untuk itu guru harus menguasai model-model pembelajaran ini supaya tercapainya pembelajaran matematika yang baik dan benar.
Kesimpulan
1.        Mutu pendidikan di negara Indonesia rendah, sehingga pemerintah mengeluarkan UU No 24/2005 mengenai guru dan dosen dengan tujuan pendidikan Indonesia maju.
2.        Untuk meningkatkan pendidikan di bidang matematika, guru dituntut untuk bisa menghilangkan citra buruk matematika yang sebagian orang itu menganggap bahwa matematika itu tidak penting, menakutkan dan membosankan.
3.        Disamping guru matematika harus memahami konsep dan materi pembelajaran juga dituntut untuk mengetahui dan memahami model pembelajaran yang baik sehingga siswa merasa senang belajar matematika. Model pembelajaran itu diantaranya yaitu : model penemuan terbimbing, model pemecahan masalah, model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, dan model pengajaran langsung.

Saran
Dari pengamatan ini  penulis mengharapkan supaya negara Indonesia ini bisa maju di bidang pendidikannya dimulai dari peningkatan mutu atau kualitas pendidiknya. Seorang guru matematika itu diharapkan bisa memahami model-model pembelajaran supaya dapat mengajar siswanya dengan baik dan siswanya merasa senang belajar matematika. Moleh karena itu jadilah guru yang profesional, demi kemajuan  pendidikan bangsa.
Daftar putaka
Anwari Januar. “Soal UN Matematika Bocor”. Galamedia ( Jumat, 24 April 2009).
Sahat Saragih. Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap kemampuan Berpikir Logis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Artikel. Vol XXXII. 9. Tersedia: www,google.com (20 April 2009).
Tim Penyusun Buku Ajar. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung.
Widdiharto, Rahcmadi, MA. 2004. Model-model Matematika SMP. ( online). ( www. Google.com. diakses 18 April 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar